Dalam beberapa tahun terakhir, industri skincare lokal Indonesia mengalami lonjakan pesat. Didukung oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya perawatan kulit, serta berkembangnya ekosistem digital dan e-commerce, brand skincare lokal kini mampu bersaing dengan produk impor. Memasuki tahun 2025, tren skincare lokal diprediksi akan semakin dinamis dengan hadirnya berbagai inovasi, bahan alami khas Nusantara, dan pendekatan personalisasi yang lebih kuat.
Faktor Pendorong Popularitas Skincare Lokal
Ada beberapa faktor yang menjadi pendorong utama mengapa produk skincare lokal semakin diminati. Pertama, brand lokal lebih memahami kebutuhan kulit masyarakat Indonesia yang tinggal di iklim tropis. Kedua, harga yang lebih terjangkau membuat produk lokal menjadi pilihan rasional bagi konsumen milenial dan Gen Z. Ketiga, munculnya narasi “bangga menggunakan produk lokal” turut memperkuat loyalitas konsumen terhadap brand tanah air.
1. Personalization Skincare: Tren yang Makin Relevan
Di tahun 2025, tren personalisasi akan menjadi fokus utama dalam dunia skincare lokal. Konsumen tidak lagi puas dengan produk generik, melainkan mencari solusi yang disesuaikan dengan kondisi kulit, gaya hidup, bahkan cuaca tempat tinggal mereka. Brand lokal mulai menyediakan tools berbasis AI seperti skin diagnostic apps atau konsultasi virtual dengan dermatologist untuk merekomendasikan produk yang sesuai. Ini menjadi nilai tambah yang menjadikan pengalaman pelanggan lebih intim dan efektif.
2. Bahan Lokal dan Natural Akan Mendominasi
Tren “kembali ke alam” akan semakin menguat. Brand lokal mulai menggali potensi kekayaan alam Indonesia yang belum banyak dieksplorasi oleh brand global. Misalnya, penggunaan ekstrak bunga telang sebagai antioksidan, daun kelor untuk anti-inflamasi, atau minyak kemiri sebagai pelembap alami. Produk yang menggunakan bahan-bahan lokal ini tidak hanya menjanjikan manfaat bagi kulit, tetapi juga mengangkat nilai budaya dan kearifan lokal.
3. Skincare Ramah Lingkungan dan Zero Waste
Kesadaran lingkungan kini menjadi nilai penting dalam keputusan pembelian produk. Tahun 2025 akan menjadi masa di mana brand lokal semakin menonjolkan aspek keberlanjutan. Mulai dari penggunaan kemasan daur ulang, refill station di toko-toko fisik, hingga sistem return packaging untuk mengurangi limbah. Produk dengan klaim cruelty-free, vegan, dan tanpa paraben juga akan menjadi standar baru yang diharapkan oleh konsumen cerdas.
4. Hybrid Skincare: Gabungan Makeup dan Perawatan
Salah satu tren unik yang diprediksi akan booming di 2025 adalah munculnya produk hybrid yang menggabungkan skincare dan makeup. Produk seperti tinted sunscreen, BB cream dengan kandungan niacinamide, atau lip balm dengan SPF dan moisturizer akan jadi favorit. Brand lokal sudah mulai merancang produk multifungsi yang praktis, khususnya untuk konsumen urban yang ingin tampil glowing tanpa ribet.
5. Teknologi Fermentasi dalam Formulasi Produk
Teknologi fermentasi yang dulu populer di produk skincare Korea, kini mulai diadaptasi oleh brand lokal. Bahan-bahan hasil fermentasi seperti galactomyces, bifida ferment lysate, atau ekstrak fermentasi beras dipercaya lebih efektif dan ramah untuk kulit sensitif. Skincare berbasis fermentasi akan menjadi primadona karena menawarkan keampuhan sekaligus kelembutan pada kulit.
6. Fokus pada Skin Barrier dan Microbiome
Tahun 2025 diprediksi akan menjadi tahun di mana kesehatan skin barrier menjadi topik utama dalam perawatan kulit. Brand lokal akan semakin banyak merilis produk yang diformulasikan untuk memperkuat lapisan pelindung kulit dengan kandungan seperti ceramide, panthenol, dan squalane. Selain itu, pendekatan microbiome skincare—produk yang mendukung keseimbangan bakteri baik di kulit—akan mulai diperkenalkan oleh brand lokal sebagai inovasi baru.
7. Skincare untuk Pria yang Makin Dilirik
Pasar pria tidak lagi terabaikan. Di tahun 2025, brand lokal akan mulai serius menggarap segmen skincare khusus pria dengan pendekatan yang maskulin dan praktis. Produk-produk seperti face wash, moisturizer, dan sunscreen yang diformulasikan khusus untuk kulit pria tropis akan semakin menjamur. Bahkan, akan muncul juga campaign edukatif untuk membangun kesadaran pentingnya perawatan kulit bagi laki-laki, terutama di kalangan profesional muda.
8. TikTok-Driven Skincare: Viralitas Jadi Kunci
Media sosial, khususnya TikTok, tetap menjadi alat pemasaran paling berpengaruh. Produk skincare lokal yang mampu viral berkat review jujur dari beauty influencer atau challenge unik akan meraih lonjakan penjualan dalam waktu singkat. Oleh karena itu, brand akan semakin fokus menciptakan produk dengan konsep unik, kemasan estetik, dan hasil yang cepat terlihat agar mudah dipromosikan secara organik di media sosial.
9. Dermatologist Collaboration: Kepercayaan yang Diperkuat
Salah satu tren strategis yang akan booming adalah kolaborasi antara brand lokal dengan dermatolog atau klinik kecantikan. Produk hasil kerja sama ini akan lebih dipercaya karena didukung oleh uji klinis atau riset medis. Konsumen merasa lebih yakin saat melihat bahwa sebuah produk memiliki dasar ilmiah dan tidak sekadar mengikuti tren pasar.
10. Produk dengan Fokus Multikultural
Skincare lokal 2025 tidak hanya menargetkan pasar dalam negeri, tapi juga mulai ekspansi ke Asia Tenggara dan Timur Tengah. Untuk itu, banyak brand yang akan mulai merancang produk dengan pendekatan multikultural—misalnya dengan menjaga standar halal internasional, menyesuaikan formula untuk berbagai jenis kulit Asia, serta mengedepankan kemasan berbahasa Inggris dan Arab. Hal ini menunjukkan bahwa skincare lokal kini memiliki ambisi go global.
Kesimpulan: Masa Depan Cerah Skincare Lokal
Melihat dinamika yang terjadi, dapat disimpulkan bahwa tren skincare lokal di tahun 2025 akan sangat dipengaruhi oleh teknologi, keberlanjutan, dan kebutuhan akan personalisasi. Konsumen kini lebih kritis, lebih peduli terhadap asal-usul bahan, dan menginginkan hasil yang efektif sekaligus aman. Brand lokal yang mampu berinovasi, adaptif terhadap tren global, dan tetap mengakar pada kekayaan alam serta budaya Indonesia akan memenangkan hati konsumen. Tahun 2025 bukan lagi era bersaing dengan produk luar, tapi menjadi momentum di mana brand skincare lokal unjuk gigi di panggung global.
Sumber: